IDI dan Sistem One Health: Integrasi Pencegahan Penyakit Zoonosis Pasca-Pandemi. (Menyikapi pelajaran dari pandemi dan pendekatan One Health)

Harmonisasi Standar Global: Bagaimana IDI Memposisikan Dokter Indonesia di Panggung Kesehatan Dunia. (Melihat tren globalisasi standar medis)
31 de maio de 2000
Menjelajahi Desentralisasi Pelayanan Kesehatan: Kontribusi IDI dalam Pemerataan Dokter Spesialis. (Isu pemerataan tenaga medis di daerah)
31 de maio de 2000

Pandemi COVID-19 telah menjadi pengingat pahit akan interkoneksi kompleks antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Pelajaran besar dari krisis ini menggarisbawahi urgensi penerapan pendekatan One Health secara komprehensif. Dalam konteks ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memiliki peran fundamental dalam mengintegrasikan pencegahan penyakit zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia) pasca-pandemi.

Pendekatan One Health mengakui bahwa kesehatan optimal hanya dapat dicapai melalui kolaborasi dan komunikasi lintas disiplin ilmu yang melibatkan profesional kesehatan manusia, hewan (dokter hewan), dan lingkungan. Penyakit zoonosis seperti COVID-19, SARS, MERS, dan flu burung, seringkali berawal dari interaksi manusia dengan hewan atau perubahan ekosistem. Oleh karena itu, deteksi dini, surveilans, dan intervensi harus dilakukan secara terpadu.

IDI, dengan jaringannya yang luas hingga ke fasilitas kesehatan primer, berada di garis depan dalam mengidentifikasi kasus-kasus awal penyakit dengan potensi zoonosis. Dokter-dokter di lapangan adalah garda terdepan yang dapat mengamati pola penyakit yang tidak biasa dan melaporkannya. Ini menuntut peningkatan kapasitas dokter dalam mengenali gejala penyakit zoonosis baru, memahami rantai penularannya, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif.

Lebih dari itu, peran IDI juga mencakup advokasi dan edukasi. IDI dapat berkolaborasi aktif dengan organisasi profesi lain, seperti Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan pakar lingkungan, untuk merumuskan pedoman bersama, meningkatkan kesadaran publik tentang risiko zoonosis, dan mendorong kebijakan yang mendukung implementasi One Health. Integrasi data surveilans dari sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan akan menjadi kunci dalam membangun sistem peringatan dini yang tangguh.

Pasca-pandemi, IDI tidak bisa lagi memandang kesehatan manusia secara terisolasi. Keterlibatan aktif dalam kerangka One Health adalah keharusan untuk membangun resiliensi sistem kesehatan Indonesia dalam menghadapi ancaman penyakit zoonosis di masa depan. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci utama menuju kesehatan yang holistik dan berkelanjutan.