Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menghadapi dilema krusial. Di satu sisi, mereka dituntut menjaga etika kedokteran dan independensi profesi yang telah lama diemban. Di sisi lain, arus perubahan kesehatan global menuntut adaptasi. Inovasi teknologi, model layanan kesehatan baru, dan tantangan pandemi global mendesak IDI untuk merumuskan ulang perannya.
Apakah IDI akan tetap kukuh pada tradisi, berpegang teguh pada nilai-nilai luhur profesi tanpa kompromi? Atau, akankah mereka membuka diri terhadap transformasi, merangkul kemajuan demi sistem kesehatan yang lebih inklusif dan responsif? Pilihan ini menentukan masa depan dunia medis Indonesia. Keseimbangan antara menjaga integritas dan berinovasi adalah kunci.